Monday, January 27, 2014
Sejarah Naif Band
Berawal pada sebuah kampus seni di Jakarta, tepatnya di Cikini Raya 73,
kampus Institut Kesenian Jakarta (IKJ), NAIF terbentuk. Beberapa orang
mahasiswa tingkat satu dari kelas pendidikan dasar seni rupa kerap kali
menginap di rumah teman mereka secara bergiliran. Tujuan awal hanyalah
untuk mengerjakan tugas kuliah bersama. Tapi yang terjadi mereka
seringkali malah nongkrong sambil bernyanyi-nyanyi dan bermain gitar
semalam suntuk, sampai terkadang malah lupa mengerjakan tugas karena
tertidur. Siapa sangka semua itu akan menjadi sebuah awal karir mereka
di dunia musik. Suatu saat di pertengahan tahun 1995, David, Pepeng dan
Jarwo bermalam di rumah seorang teman yang bernama Shendi Adam (bassist
Rumahsakit – asal IKJ). Seperti biasa, awalnya hanya untuk mengerjakan
tugas kuliah, namun yang terjadi – seperti yang telah disebutkan tadi –
mereka malah bernyanyi dan bermain gitar semalaman. Di malam itu pula
mereka tiba-tiba membuat sebuah lagu, terinspirasi dari sebuah konser
akustik Nirvana yang mereka saksikan di MTV sebelumnya. Lagu tersebut
akhirnya mereka beri judul “Jauh” (NAIF, Debut Album). Pada saat
berikutnya keisengan mereka ternyata berkembang dengan seringnya mereka
menyewa studio latihan band dan menyanyikan lagu-lagu karya mereka
sebagai sisipan. Di saat inilah formasi mengalami pergantian, hanya tiga
orang saja yang dari awal bertahan, yaitu Jarwo, David dan Pepeng.
Hingga suatu saat Chandra datang mengisi kekosongan, disusul Emil.
Mereka berlima masing-masing memang memiliki jam terbang sebagai anak
band. Bahkan sebelum formasi ini terbentuk mereka secara terpisah pernah
berkolaborasi pula. Seperti contohnya David pernah tergabung dalam satu
band bersama Emil tanpa Jarwo dan lainnya. Dan selanjutnya seperti
ditukar-tukar saja. Dengan posisi David pada vokal, Jarwo pada gitar,
Chandra pada keyboard, Emil pada bass dan Pepeng pada drum, NAIF mulai
aktif mengisi acara-acara kampus IKJ. Lagu-lagu ciptaan sendiri lainnya
pun menyusul, seperti “Benci Libur”, “Piknik ‘72”, dan lain-lain.
Sedangkan nama NAIF didapat dari seorang teman yang bernama Dodot, yang
menilai lagu-lagu mereka terdengar begitu sederhana, namun tetap berisi
dan terdengar harmonis. Selain itu, kata “NAIF” pun mudah diingat.
Suatu saat di tahun 1996, NAIF mendapat kabar dari Irwan Ahmett, seorang
teman – disainer grafis, bahwa sebuah perusahaan rekaman berlabel
Bulletin Records (PT. Indosemar Sakti) berencana akan merilis sebuah
album kompilasi. Karena tertarik akan proyek tersebut maka NAIF
menawarkan demo kaset yang telah mereka buat sebelumnya kepada
perusahaan rekaman tersebut. Tanpa diduga ternyata sang produser tak
memasukkan NAIF dalam proyek kompilasi tersebut, tapi justru berniat
membuatkan album rekaman sendiri untuk NAIF. Tentu saja NAIF sangat
gembira. Setelah melalui berbagai prosedur tertentu, NAIF akhirnya masuk
studio rekaman dan berhasil menelurkan debut album NAIF dengan “Mobil
Balap” sebagai tembang jagoannya. NAIF tak pernah mengklaim diri bahwa
mereka adalah band dengan aliran ini atau itu. Terserah apa kata
penikmat musik mereka tentang jenis musik yang mereka usung. NAIF anti
mengkotak-kotakkan jenis musik. Misi NAIF adalah menawarkan alternatif
warna musik yang berbeda dari yang ada adalam industri mainstream di
Indonesia. Yang pasti tetap berusaha jujur dala berkarya. Retro. Banyak
yang mengklasifikasikan musik NAIF sebagai musik retro. Itu karena
kebetulan Emil, David, Jarwo, Pepeng, dan Chandra (pada saat itu)
menyukai musik-musik lama yang kemudian berpengaruh terhadap karya yang
mereka buat. Walau demikian, tak menutup kemungkinan music NAIF akan
mengalir dengan tetap mempertahankan ciri mereka, karena bagaimanapun
NAIF tetaplah manusia masa kini, yang hidup dan bersosialisasi di masa
kini. Bukan maksud melucu bila dalam aksi panggung NAIF, David sang
vokalis mengeluarkan jurus-jurus saktinya yang kerap membuat penonton
terpingkal-pingkal. Itu memang sudah menjadi sifatnya sehari-hari, yang
kemudian ia bawa ke atas panggung sebagai media interaksi terhadap
penonton. Namun tetap, mereka berlima serius dalam berkarya. Hanya saja,
menurut mereka, konsep musik dan hiburan yang mereka tawarkan di setiap
penampilan NAIF masih tergolong beda dari semua yang ada di Indonesia,
sehingga mereka sering dianggap lucu atau unik. Intinya, mereka juga
ingin menunjukkan, bahwa di balik segala hal dalam musik NAIF terdapat
suatu usaha yang serius untuk menghasilkan sebuah karya yang idealis.
Idealis ala NAIF. NAIF SEKARANG (2003 – KINI) Tahun 2003… Setelah
sewindu penuh NAIF berkiprah di entertainment, Chandra memutuskan untuk
mengundurkan diri dari band. Chandra memiliki alasan sendiri atas
keputusannya. Ia ingin meneruskan karirnya di dunia yang sesuai dengan
pendidikan akademisnya, disain grafis. Hal ini tentu sempat membuat
keempat rekannya kecewa. Namun itu tak berlangsung lama. Kini NAIF resmi
berempat : Emil, David, Jarwo dan Pepeng. Mereka bertekad untuk tetap
meneruskan pergelutan mereka di blantika musik Indonesia dengan keNAIFan
mereka. NAIF dengan formasi baru! Semangat baru!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment