Saturday, February 22, 2014

sekilas tentang metalcore


(Metallic Hardcore) merupakan subgenre dari 2 genre: heavy metal dan hardcore. Hardcore sendiri berakar dari punk rock dan secara musikal hardcore adalah buah perkawinan dari punk rock dan heavy metal. Pada awal kemunculannya, hardcore merupakan antitesa dari punk rock, yang mana ingin menghancurkan stigma negatif punk yang identik dengan pengkonsumsian alkohol dan drugs serta gigs (baca = pentas musik) yang hampir selalu diwarnai keributan. Gerakan ini bernama “Straight Edge” (SxE) dan dipelopori oleh Minor Threat, band asal Washington DC, USA yang dimotori oleh sang vokalis, Ian McKaye. Konsep SxE berbicara tentang pola hidup sehat dan positive mental attitude (mungkin salah satunya 4 sehat 5 sempurna kali yee…hehe –ed) yang diangkat ke dalam lirik lagu dan dijalani dalam kehidupan pribadi personil bandnya. Walhasil, mereka telah menginspirasi banyak band generasi berikutnya. Terlepas dari menganut SxE atau tidak, sebagai penikmat musik ini, kita tetap mendapat masukan secara substansial. Slogan-slogan yang menyerukan perubahan positif sering sekali terjadi di setiap gigs punk/hardcore. Tema-tema tentang kebersamaan, solidaritas, perdamaian, kesetaraan, HAM, lingkungan hidup dan bahkan kampanye sosial-politik, dari isu personal hingga ke global mereka geber. Selanjutnya hampir setiap band berusaha untuk mengeksplorasi musiknya yang dimotivasi oleh influences dari berbagai macam genre di luar genre standar punk/hardcore pada era itu hingga ke era berikutnya. Prototipe (cikal bakal –ed) metalcore sebenarnya sudah muncul sejak akhir dekade 80-an melalui band-band seperti S.O.D., Madball, Integrity, Maximum Penalty, Judge, Biohazard. Dan awal 90-an perkembangan hardcore menuju ke arah yang lebih keras dilanjutkan dengan kegarangan band-band seperti Ryker’s, Earth Crisis, Strife, yang kemudian dibuat sebuah kategori bernama new school, yang mana menawarkan musik hardcore yang lebih berat dengan sound yang metallic. Kategori old school dibuat untuk style hardcore yang dimainkan band-band awal seperti Youth Of Today, Gorilla Biscuits. Sebelum metalcore menjadi booming, Vision Of Disorder sudah memainkan style ini beberapa tahun sebelumnya, sama seperti All Out War, Adamantium, Starkweather dan Deadguy. Sekitar pertengahan 90-an, istilah metalcore mulai populer di scene hardcore dan metal. Slayer disebut-sebut sebagai “biang kerok” yang paling influential terhadap perkembangan style metalcore. Simak saja musik band-band seperti Morning Again, Reprisal, Arkangel, dll yang meniru telak guitar riffing-nya. Gebrakan awal metalcore ditandai oleh kesuksesan band-band seperti Poison The Well, Walls Of Jericho, Shai Hulud, Eighteen Visions, Nora, dll. Sub-subgenre heavy metal seperti death metal, grindcore, gothic doom, black metal juga turut berperan besar memberikan pengaruh kuat terhadap perkembangannya yang melahirkan band-band seperti Caliban, Killswitch Engage, Undying, Dead Blue Sky, Heaven Shall Burn, dll. Juga ada style math metalcore seperti musik yang dibesut oleh Converge, The Dillinger Escape Plan, The Red Chord, Every Time I Die, dll. Seiring dengan semakin meningkatnya popularitas metalcore, semakin banyak pula band baru yang bermunculan bagaikan jamur yang tumbuh di musim hujan. Semua batasan mereka dobrak, mengambil berbagai unsur musikal ke dalam formula musik masing-masing band sehingga menelorkan banyak style baru seperti emo (sori gw ganti istilah ini menjadi post-punk) metalcore seperti yang diusung oleh Atreyu, Avenged Sevenfold, Alexisonfire, From First To Last, dan segudang nama-nama lainnya.

No comments:

Post a Comment