Band Rock n’ roll fenomenal asal Jakarta, The Brandals dibentuk pada akhir 2001 dan awalnya mereka bernama ‘The Motives.’ The Brandals lahir dikawasan ibukota yang tercemar oleh polusi dan degradasi moral.
Formasi awalnya yaitu Edo Wallad pada vokal, Bayu pada Lead gitar, Tonny pada Rhythm gitar, Doddy pada bass danRully Annash pada Drum. Mereka menghabiskan sepanjang tahun 2002 untuk mengerjakan dan menulis materi lagu mereka sendiri.
Referensi musik The Brandals diantaranya The Who, The Rolling Stones, Jimi Hendrix, The Kinks, Sex Pistols danThe Clash.
Pada awal tahun 2003, Edo Wallad meninggalkan The Brandals karena
bekerja sebagai editor disebuah majalah ibukota. Kemudian masuklah Eka Annash (kakak
dari Rully), yang menulis lagu dan melakukan aksi-aksi fenomenal serta
mengubah nama band dari The Motives menjadi The Brandals.
Sepanjang tahun 2003 The Brandals telah melalui berbagai rintangan yang
tinggi, mereka melakukan serangkaian pertunjukan dengan membawakan
nomor-nomor hits mereka sendiri seperti 100 km / jam, Lingkar Labirin, Marching Menuju Maut, Moonlight Chid, dll. Proses Pengerjaan album pertama dimulai pada Maret hingga Oktober 2003 di sebuah studio rekaman yang bernama The Doors (dikawasan Jakarta timur).
Mereka merilis debut album mereka yang bernama ‘The Brandals’ yang didistribusikan oleh sebuah label indie kecil bernama Sirkus Records dan
terjual sebanyak 7.500 kopi. Hal Ini adalah hal yang mengesankan dalam
dunia indie. Kemudian The Brandals melakukan tur panjang disepanjang
Jawa, Bali dan Sumatera pada tahun 2004.
Proses pengerjaan untuk album kedua dimulai pada November 2004 di sebuah studio bernama Studio 18, Jakarta. Album yang bernama “Audio Imperialis” ini dirilis pada 17 Agustus 2005 dan menggunakan sistem titip edar distribusi oleh sebuah major label bernama Warner Music.
The Brandals akhirnya mendapat kesempatan tampil di luar negeri seperti
Singapura dan Malaysia pada awal tahun 2007. Album penjualan mereka naik
drastis sebanyak 35,000 kopi. Pada tahun 2007 The Brandals kembali
merekam album ke tiga yang berjudul ‘Brandalisme’. Album ‘Brandalisme’ berhasil memberikan pencerahan tanpa meninggalkan warna aslinya, Rock n’roll dan blues. Semangat DIY tetap mempengaruhi album ‘Brandalisme’ yang kemudian dirilis oleh sebuah label indie terkemuka Jakarta, Aksara Records.
Film Marching Menuju Maut (Inside The Brandals Garage) adalah film
dokumenter yang mendokumentasikan periode awal terbentuknya The Brandals
hingga dirilisnya album debut historikal ‘The Brandals’ tahun
2003. Lewat gerilya dari panggung ke panggung dan serangkaian tur
keliling penjuru Indonesia, The Brandals berhasil meraih perhatian media
dan para “Brigadir Rock n’ Roll” sebagai salah satu band yang kembali
menancapkan dan mengkukuhkan posisi musik rock di kancah musik
Indonesia. Film ‘Marching Menuju Maut’ mempresentasikan
perjalanan dan perjuangan The Brandals dari mata para personil,
teman-teman, penggemar dan orang-orang yang terkait di belakang band
tersebut.
Sutradara Faesal Rizal yang menjabat sebagai posisi dokumenter di
setiap penampilan dan tur The Brandals sejak awal, berhasil menangkap,
merangkum dan meng-edit momen-momen penting krusial dari puluhan kaset
digicam dan ratusan jam footage menjadi sebuah fitur dokumentasi musik
yang penuh dengan keringat, testosteron, adrenalin, darah dan substansi
ilegal. Film fitur dengan durasi +/- 75 menit rencananya akan dirilis
dalam bentuk DVD pada akhir tahun 2009.
No comments:
Post a Comment